By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Keraton Kasunanan SurakartaKeraton Kasunanan Surakarta
Aa
  • Home
  • History
    History
    Show More
    Top News
    Sri Susuhunan Pakubuwana V
    May 17, 2023
    Pusaka – Kebo Bule Kyai Slamet
    June 1, 2023
    Keluarga Kasunanan Surakarta Hadiningrat
    March 29, 2023
    Latest News
    Pusaka – Beksan Bedhaya Ketawang
    June 7, 2023
    Pusaka – Meriam Nyai Setomi
    June 7, 2023
    Sri Susuhunan Pakubuwana XIII
    June 1, 2023
    Angkatan Bersenjata – Prajurit Keraton Kasunanan
    May 30, 2023
  • Profile
    ProfileShow More
    Sri Susuhunan Pakubuwana XIII
    June 1, 2023
    Angkatan Bersenjata – Prajurit Keraton Kasunanan
    May 30, 2023
    Sri Susuhunan Pakubuwana XII
    May 18, 2023
    Sri Susuhunan Pakubuwana XI
    May 18, 2023
    Sri Susuhunan Pakubuwana X
    May 14, 2023
  • Agenda
    AgendaShow More
    Tradisi – Kirab Malem 1 Suro
    May 31, 2023
    Tradisi – Mahesa Lawung
    May 31, 2023
    Tradisi Malem Selikuran
    May 30, 2023
    Sakralnya Tari Bedhaya Ketawang di Tingalan Jumengan ke-19 PB XIII
    December 10, 2021
    Kirab Tingalan Jumenengan Keraton Solo Digelar Pekan Ini, Catat Tanggalnya!
    December 10, 2021
  • Contact
Reading: Sekaten – Event tahunan Keraton Surakarta
Share
Keraton Kasunanan SurakartaKeraton Kasunanan Surakarta
Aa
  • Agenda
  • Profile
  • History
  • Family
  • Culture
  • NFT
Search
  • Home
  • History
  • Profile
  • Agenda
  • Contact
Follow US
  • Advertise
© 2023 Creaton Studio. All Rights Reserved.
Keraton Kasunanan Surakarta > Blog > Agenda > Sekaten – Event tahunan Keraton Surakarta
AgendaCulture

Sekaten – Event tahunan Keraton Surakarta

Sonny Okvianto
Last updated: 2023/05/24 at 4:35 PM
Sonny Okvianto Published May 24, 2023
Share
7 Min Read
SHARE

Sekaten adalah upacara tradisional rutin tahunan yang diselenggarakan Keraton Surakarta Hadiningrat sebagai peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Rangkaian acara sekaten sendiri berlangsung dari tanggal 5 sampai 12 mulud penanggalan Jawa.
Secara historis, Sekaten sudah ada sejak masa Majapahit yang kala itu diselenggarakan dengan tujuan sebagai bentuk rasa syukur atas keselamatan yang dilakukan raja. Ketika peran Kerajaan Majapahit telah digantikan oleh Demak pada abad ke 16, Para Walisanga tetap melestarikan upacara Sekaten. Kanjeng Sunan Kalijaga saat itu membuat seperangkat gamelan yang kemudian diberi nama Kyai Sekati. Untuk memeriahkan perayaan Maulid Nabi, gamelan Kyai Sekati diletakkan di halaman Masjid Agung Demak. Gamelan tersebut dimainkan di halaman Masjid guna menarik perhatian masyarakat dari berbagai penjuru. Hal ini digunakan oleh para Walisanga pada saat itu untuk mendakwahkan agama islam.

Kirab gamelan sekaten dari Bangsal Sri Manganti ke Bangsal Pradonggo Masjid Agung Surakarta (1)

Nama Sekaten sendiri memiliki beberapa arti diantaranya, Sekaten berasal dari kata Syahadatain yang berarti dua kalimat Syahadat yang dibaca ketika seseorang masuk dalam agama islam. Pemaknaan ini muncul karena memang Sekaten pada awalnya digunakan sebagai sarana Syiar Agama. Selain itu, Sekaten juga bisa berasal dari kata Sekati, sesuai nama gamelan awal yang digunakan dalam upacara Sekaten di era Demak.

Sekati berasal dari Suka -Ati atau Sesek-Ati , yang bermakna setimbang – bahwa orang hidup harus bisa menimbang hal baik atau buruk.
Sampai saat ini, Perayaan Sekaten Keraton Surakarta, adalah upaya pelestarian budaya dan tradisi leluhur sebagai Peringatan Maulid Nabi Muhammad. Sekaten Keraton Surakarta dimulai dengan beberapa agenda acara yang diselenggarakan hampir selama satu bulan penuh. Acara-acara tersebut diantaranya adalah :

1. Pasar Rakyat atau Pasar Malam.
Umumnya sebulan sebelum diadakan upacara adat Keraton Surakarta, terlebih dahulu dimulai dengan dibukanya Pasar Malam atau Pasar Rakyat di Alun-alun Utara Keraton Surakarta. Pasar Rakyat Sekaten biasanya akan menjual berbagai macam barang. Salah satu barang yang cukup populer yang dijual adalah berbagai alat pertanian, cangkul, ani-ani, cemeti atau cambuk, dan lain sebagainya. Menurut kepercayaan masyarakat Jawa peralatan pertanian yang dibeli di Pasar Malam Sekaten mengandung berkah yang bisa membuat usaha pertanian berhasil. Sementara jajanan yang ramai dijual di Pasar Malam adalah telur asin sebagai simbol terlahir kembali dan mendapat keberkahan.

2. Miyos Gongso
Miyos Gongso adalah dikeluarkannya dua buah gamelan yang merupakan peninggalan jaman Demak dari dalam Keraton Surakarta. Dua buah gamelan tersebut bernama Kyai Guntur Madu dan Kyai Guntur Sari.

Menyiapkan gamelan Sekaten – Kyai Guntur Madu dan Kyai Guntur Sari (2)

Dua buah gamelan tersebut kemudian dibawa dari Bangsal Sri Manganti melewati alun-alun utara, kemudian dibawa ke Masjid Agung dengan pengawalan para prajurit Keraton. Sebelum dikeluarkan dari keraton, gamelan akan diberi doa terlebih dahulu dan diberi sesajen. Setelah itu, diadakan serah terima dari utusan keraton kepada penghulu masjid. Gamelan akan ditempatkan di Bangsal Pradonggo atau Pagongan di selatan dan utara halaman muka Masjid Agung Surakarta. Pagongan adalah sebuah bangunan berbentuk panggung, yang secara khusus dipergunakan untuk menempatkan sekaligus memperdengarkan gamelan pusaka Sekaten setiap bulan Mulud. Saat ritual, pagongan dihiasi dengan janur (daun kelapa yang masih muda).
Menjelang gamelan dibunyikan, di komplek masjid ini juga banyak dijumpai para penjual sirih, kinang, dan telor asin.

Penjual sirih, kinang dan telur asin di bangsal Pradonggo (3)

Ada tradisi unik yang sudah berlangsung lama di masyarakat berkait gamelan sekaten ini, yaitu mengunyah sirih. Masyarakat percaya bahwa begitu mendengar gamelan ditabuh, kemudian mereka nginang (mengunyah kinang) maka dipercaya akan awet muda.
Gamelan kemudian mulai dibunyikan ketika sudah ada utusan dari keraton yang memerintahkan untuk membunyikan gamelan, yaitu pada pukul empat sore. Begitu gamelan ditabuh, maka masyarakat akan berebut janur yang menjadi penghias pagongan. Dua alunan gending pembuka upacara Sekaten yang dimainkan adalah Rambu dan Rangkur.

3. Grebeg Mulud.
Puncak dari upacara Sekaten adalah Garebeg Maulud atau Grebeg Mulud. Grebeg Mulud berasal dari kata Garebeg atau Anggrubyung – Grubyuk atau berkerumun. Selain itu adapula yang mengartikannya sebagai Grebeg – Gumbrebeg atau riuh ramai. Hal ini tentu saja erat kaitannya dengan Rayahan Gunungan.

Antusiasme warga menyaksikan gunungan dari Keraton Surakarta (4)

Pada acara Grebeg Mulud pada tanggal 12 rabiul awal, Keraton Surakarta akan mengeluarkan Gunungan, yakni makanan sajian dan bahan makanan yang ditata menyerupai gunung.

Sebelum gunungan dikeluarkan, terlebih dahulu gamelan yang ada di Masjid Agung dibawa kembali ke keraton. Gunungan itu dibawa dari keraton lewat alun-alun lalu ke Masjid Agung untuk diberi doa terlebih dahulu oleh penghulu keraton. Iring-iringan pembawa gunungan itu di bagian paling depan adalah Canthangbalung, kemudian kesatuan prajurit keraton, sentana dalem, pembawa gunungan, dan abdi dalem. Gunungan tersebut kemudian dibagikan kepada semua yang hadir, tidak ketinggalan dikirimkan kepada Sinuhun, para sentana dalem, dan para punggawa kerajaan. Kemudian gunungan tersebut dibawa keluar dari Masjid Agung untuk diberikan kepada rakyat. Karena banyak rakyat yang ingin mendapatkan gunungan itu, maka mereka memperebutkan gunungan itu dengan dirayah. Hal itu terjadi karena telah menjadi kepercayaan masyarakat bahwa isi gunungan tersebut dapat mendatangkan berkah bagi siapa yang memperolehnya.

Upacara tradisi Sekaten untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad yang diselenggarakan Keraton Surakarta, adalah bentuk rasa syukur atas berkah yang diberikan oleh Allah SWT. Sekaten sekaligus menjadi bentuk pelestarian budaya serta tradisi leluhur yang masih bisa kita saksikan setiap tahun pada bulan Mulud atau Rabiul Awal.

 

sumber gambar : (1) kompas.com/ anggara wikan prasetya https://travel.kompas.com/image/2018/11/13/212500027/melihat-uniknya-prosesi-pemindahan-gamelan-sekaten-keraton-surakarta?page=1 (2) kompas.com/anggara wikan prasetya https://travel.kompas.com/image/2018/11/13/212500027/melihat-uniknya-prosesi-pemindahan-gamelan-sekaten-keraton-surakarta?page=4 (3) kompas.com /anggara wikan prasetya https://travel.kompas.com/image/2018/11/13/212500027/melihat-uniknya-prosesi-pemindahan-gamelan-sekaten-keraton-surakarta?page=5 (4) https://www.medcom.id/foto/news/ObzAxaZN-kemeriahan-grebeg-sekaten-keraton-solo

 

 

You Might Also Like

Pusaka – Beksan Bedhaya Ketawang

Pusaka – Meriam Nyai Setomi

Tradisi – Kirab Malem 1 Suro

Tradisi – Mahesa Lawung

Tradisi Malem Selikuran

TAGGED: gamelan sekaten, garebeg maulud, grebeg mulud, pasar malem, sekaten
Sonny Okvianto May 24, 2023
Share this Article
Facebook Twitter Email Print
Share
Previous Article Pusaka – Kebo Bule Kyai Slamet
Next Article Pusaka – Kyai Guntur Madu dan Kyai Guntur Sari

© 2023 Creaton Studio. All Rights Reserved.

Removed from reading list

Undo